Senin, 03 Juli 2017

Horta, Boneka Ramah Lingkungan Beromzet Rp100 Juta/Bulan

Horta, Boneka Ramah Lingkungan Beromzet Rp100 Juta/Bulan

Diawali dari project mahasiswa wiraswasta saat duduk di bangku kuliah semester 3, Gigin Mardiansyah serta 7 orang Boneka Doraemon Wisuda rekannya dibina oleh seseorang dosen pembimbing untuk membuat satu karya wiraswasta. Tercetuslah inspirasi untuk membuat satu boneka.

Jadi mahasiswa Jurusan Agronomi serta Agrikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), ia serta beberapa rekannya mencanangkan membuat boneka ramah lingkungan. Terwujudlah nama boneka horta. Nama horta sendiri di ambil dari holtikutura agar lebih enak didengar serta mudah disampaikan. Terutama rencana boneka ini mengarah pada anak-anak.

Boneka horta adalah cara menanam tanaman dengan media boneka. Bentuk boneka ini yaitu tiruan dari hewan seperti kura-kura, sapi, babi, kelinci serta semacamnya, yang terbuat dari serbuk kayu atau limbah industri furniture. Untuk membuatnya, serbuk kayu itu dibikin bersih, didaur lagi lalu dibungkus dengan stoking tidak tebal lantas dibuat mirip hewan.

Pada kepala hewan itu, di beri bibit atau benih tumbuhan yang bila dirawat akan tumbuh subur mirip rambut.


Pada 2003, Gigin serta beberapa rekannya mengikutsertakan project boneka horta pada lomba Minggu Ilmiah Mahasiswa Nasional dengan suntikan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) sebesar Rp4. 750. 000. Tidak sempat diduga oleh Gigin, project itu memperoleh sambutan baik oleh beberapa juri hingga memperoleh medali emas atau mungkin dengan kata beda, juara pertama.

Dengan kemenangan yang dibuat, Gigin lalu tidak berpuas diri dengan apa yang sudah ia buat dengan beberapa rekannya. Ia terasa memerlukan kelangsungan dalam menggerakkan project boneka horta.

Sepanjang 4 bln., Gigin, dengan gagasannya sendiri, berusaha untuk menjual boneka horta di lokasi universitas IPB.

“Saya kuliah sembari jualan itu, Mbak, rekan-rekan tidak ada yang maju, pada akhirnya saya sendiri saja yang jual pada rekan-rekan kelompok universitas, ” tuturnya pada Usaha baru saja ini.

Ini tidak cuma boneka umum yang di jual di beberapa toko boneka atau toko mainan, imbuhnya, boneka ini lebih memperkenalkan ke bagian edukasi dan ikut dalam kampanye global warming.

Dengan modal sebesar Rp4, 7 juta yang di beri oleh Dikti, ia menaikkan produksi boneka horta. Tidak cuma hewan, ia berkreasi dengan boneka horta bentuk tokoh, profesi serta abjad.

“Latar belakang pembuatan boneka ini yaitu untuk anak-anak, jadi saat ini saya bukan sekedar berjualan di ruang universitas, namun ke taman kanak-kanak, sekolah basic bahkan juga ke sekolah menengah, ” katanya.

Lelaki kelahiran Purwakarta, 23 Maret 1984 itu percaya kalau apa yang di jualnya ini akan memberi manfaat pada konsumen serta pada dunia.

Ia mulai berjualan dengan membangun stand boneka horta di pameran-pameran anak sekolah seperti bazar. Ia memberikan keyakinan guru serta orangtua siswa kalau boneka horta yaitu boneka pertama di Indonesia yang terkait segera dengan lingkungan.

Rencana yang ia bangun yaitu bagaimana mengajarkan anak untuk mengetahui tanaman lewat satu boneka, bagaiman si anak menjaga serta menyiram tanaman hingga tanaman bisa tumbuh dengan subur.


“Biasanya tanaman kan dhanya ditempatkan dalam media pot, saat ini kan dapat ditempatkan di kepala boneka, serta boneka bisa disimpan di meja belajar, atau di kamar tidur. Dengan bentuk boneka yang lucu serta menarik, banyak anak-anak yang semakin tertarik, ” tuturnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar