Senin, 03 Juli 2017

Boti, Boneka Peternakan Inovatif yang Ramah Lingkungan

Boti, Boneka Peternakan Inovatif yang Ramah Lingkungan

Boneka peternakan inovatif atau di kenal dengan sebutan “Boti” yaitu boneka yang terbuat dari limbah minyak Boneka Wisuda Teddy Bear Malang goreng atau minyak jelantah. Inovasi yang dicetuskan oleh tiga mahasiswa Fakultas Peternakan serta 1 mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen IPB ini jadi jalan keluar untuk perlakuan limbah minyak jelantah yang ada dalam julmah banyak.

Produksi minyak jelantah pasti akan makin bertambah bersamaan menambahnya populasi manusia. Berdasar pada tim sensus masyarakat (SP), jumlah masyarakat Indonesia pada th. 2010 menjangkau 237. 556. 363 jiwa. Pemakaian minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sedang, minyak jelantah yang dibuat jadi limbah minyak goreng masuk kedalam kelompok limbah B3 (bahan beresiko serta beracun) bila tidak dikelola dengan baik.

“Kehadiran Boti diinginkan akan jadi angin fresh dalam mengatasi produksi minyak jelantah yang beresiko serta beracun, ” kata Aditya Prabowo, satu diantara penggagas Boti, dalam launching IPB yang di terima Republika. co. id


Lelaki yang akrab di panggil Adit itu memberikan, terkecuali mempunyai nilai yang ramah lingkungan karna bisa kurangi produksi limbah, boneka itu juga memiliki nilai edukasi. “Boneka-boneka yang di produksi dalam ciri-khas hewan-hewan peternakan ini mempunyai tujuan untuk mengenalkan pada orang-orang luas mengenai beberapa jenis hewan ternak yang berada di Indonesia. Satu boneka yang di produksi akan diperlengkapi dengan info tentang ciri-khas hewan itu, ” katanya.

Adit menerangkan, inspirasi tentang Boti bermula dari kuliah satu mata kuliah di Fakultas Peternakan IPB. Adit yang disebut mahasiswa semester 6 memperoleh inspirasi mengenai perlakuan minyak jelantah. Waktu itu dosennya menerangkan mengenai sistem pembuatan sabun dari lemak sapi. Adit berfikir bila lemak sapi dapat mengeras jadi sabun, apakah minyak jelantah yang sampai kini jadi limbah dapat mengeras juga? Pertanyaan itu di sampaikan pada dosennya, sampai pada akhirnya tercetuslah inspirasi membuat boneka edukasi dari minyak jelantah yang di setujui oleh dosen itu untuk diserahkan berbentuk proposal.

Awal mulanya, Adit tidak sempat menganggap bila proposal “Boti” yang diserahkan pada Minggu Kreatifitas Mahasiswa (PKM) akan lolos didanai oleh DIKTI. Mulai sejak pengumuman kelolosannya pada awal Maret 2017 lantas, produksi Boti telah diawali. “Sudah banyak yang pesan Boti, bahkan juga ada pula yang pesan berbentuk bros jadi souvenir serta telah terjual, ” tutur Adit.

Ia juga menerangkan bila sekarang ini sistem produksi sesuai dengan pemesanan yang ada. Satu product Boti dipakai harga Rp 35. 000-85. 000 bergantung dari type hewan serta ukuran. Sekarang ini sistem produksi dikerjakan di Bogor, sedang pemasarannya difokuskan di Bandung meskipun tidak tutup peluang untuk beberapa daerah yang lain.


Ke depan, Adit serta kawan-kawannya menginginkan supaya product Boti ini dipatenkan. Diluar itu, mereka juga mengharapkan supaya usaha Boti ini selalu berlanjut meskipun rangkaian PKM telah usai. “Jika usaha ini selalu berlanjut, saya serta kawan-kawan menginginkan merangkul banyak orang-orang supaya dapat membuat lapangan pekerjaan, ” papar Aditya Prabowo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar